Rabu, 22 Januari 2025

KERAJAAN TARUMANEGARA

 

Kerajaan Tarumanagara: Sejarah, Kejayaan, dan Keruntuhan

Kerajaan Tarumanagara adalah salah satu kerajaan Hindu tertua di Nusantara, yang berdiri di wilayah Jawa Barat pada abad ke-4 atau 5 hingga abad ke-7 Masehi yang diperkuat oleh berita Tiongkok yang menyebut kerajaan To-Lo-Mo (Tarumanegara) mengirimkan utusan ke Tiongkok pada tahun 528,538,665, dan 666 M untuk sebuah kunjungan persahabatan dengan dasar hubungan dagang.

Nama Raja yang Memimpin

Beberapa raja yang memimpin Kerajaan Tarumanagara dikenal sebagai pemimpin bijaksana yang membawa kemajuan bagi kerajaan. Berikut adalah raja-raja terkenal dari Tarumanagara:

1.    Raja Purnawarman: Raja terbesar dan paling dikenal dari Kerajaan Tarumanagara. Di bawah kepemimpinannya, kerajaan mencapai puncak kejayaannya. Purnawarman dikenal atas pembangunan irigasi yang bermanfaat bagi rakyatnya, seperti disebutkan dalam prasasti-prasasti yang ditemukan.

2.   Raja Dharmayawarman: Raja yang juga disebut dalam beberapa prasasti, namun informasi tentang kepemimpinannya lebih terbatas dibandingkan Purnawarman.

3.   Sri Maharaja Linggawarman yang memerintah 666-669 M

Keadaan Sosial Politik dan budaya

Masyarakat Kerajaan Tarumanagara hidup dalam struktur sosial yang terorganisasi. Sebagai kerajaan Hindu, struktur masyarakatnya mengikuti sistem kasta, yang terdiri dari Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra. Raja Purnwarman dipandang sebagai titisan dewa Wisnu, sehingga mendapatkan penghormatan tinggi dari rakyatnya. Raja Purnawarman memerintah selama 22 tahun dan di Tarumanegara mengenal konsep Dewa adalah raja.

Kehidupan budaya Kerajaan Tarumanagara terlihat melalui berbagai prasasti yang ditemukan, seperti Prasasti Tugu, Prasasti Ciaruteun, dan Prasasti Kebon Kopi. Prasasti-prasasti ini ditulis dalam aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta, yang menunjukkan pengaruh kuat budaya India. Selain itu, seni pahat, sastra, dan upacara keagamaan berkembang pesat di bawah pemerintahan Tarumanagara.

Keadaan Ekonomi

Ekonomi Kerajaan Tarumanagara sangat bergantung pada sektor agraris dan perdagangan. Raja Purnawarman dikenal atas proyek-proyek besar seperti pembangunan saluran irigasi untuk mendukung kegiatan pertanian. Prasasti Tugu menyebutkan pembangunan sebuah saluran air yang disebut Gomati, yang bertujuan meningkatkan hasil panen dan memberikan pasokan air pada musim kemarau, mengatasi bahaya banjir bagi masyarakat.

Letak strategis Tarumanagara yang berada di jalur perdagangan internasional, terutama di pantai utara Jawa, menjadikan kerajaan ini sebagai pusat perdagangan penting. Komoditas seperti rempah-rempah, hasil bumi, dan barang kerajinan diperdagangkan dengan pedagang dari India, Cina, dan wilayah lainnya.

Akhir Kejayaan Kerajaan Tarumanagara

Kerajaan Tarumanagara mengalami kemunduran pada abad ke-7 Masehi. Penyebab utama kemundurannya adalah meningkatnya pengaruh kerajaan-kerajaan lain di Jawa, seperti Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh, yang pada akhirnya menggantikan dominasi Tarumanagara. Pada masa akhir kekuasaan pemerintahan Sri Maha Raja Linggwarman Tarumanegara terpisah menjadi 2 kerajaan yaitu kerajaan Sunda yang dipimpin oleh Tarusbawa (menantunya) dan merupakan kelanjutan dari kerajaan Tarumengara, sedangkan kerajaan Galuh dipimpin oleh Wretinkandayu (kedua kerajaan ini merupakan kerajaan bawahan dari Tarumanagara)

Kelak di masa pemerintahan raja Sanjaya raja ketiga Galuh, Ia mentyatukan kedua kerajaan tersebut, Ia menjadi pewaris utama dari ibunya Sanaha di kerajaan Kalingga Utara (Bumi Mataram) yang kelak akan melahirkan kerajaan Mataram.

Selain itu, pengaruh agama Hindu mulai memudar dengan masuknya agama Buddha dan kemudian Islam ke wilayah Nusantara. Tarumanagara akhirnya melebur menjadi bagian dari Kerajaan Sunda, yang melanjutkan tradisi dan budaya Hindu-Buddha.

Peninggalan Sejarah

Prasasti-prasasti dari Kerajaan Tarumanegara merupakan peninggalan sejarah penting yang memberikan informasi tentang kehidupan sosial, politik, dan ekonomi kerajaan ini. Berikut adalah penjelasan isi dari beberapa prasasti utama Kerajaan Tarumanegara:

1. Prasasti Tugu

Prasasti tugu ditemukan di Desa Tugu, Jakarta Utara. Prasasti ini menceritakan pembangunan dua saluran air, yaitu Gomati sepanjang 11 km selama 21 hari dan Candrabhaga, oleh Purnawarman. Saluran ini dibuat untuk mencegah banjir, mendukung irigasi pertanian, dan memenuhi kebutuhan air bagi rakyat. Prasasti ini juga menyebutkan persembahan 1.000 ekor sapi sebagai bentuk penghormatan Raja Purnawarman kepada para Brahmana. Selain itu juga prasasti tugu berisi tentang wilayah kekuasaan dari kerajaan Tarumanegara. Makna: Menggambarkan perhatian Raja Purnawarman terhadap kesejahteraan rakyatnya dan kemampuan kerajaan dalam melaksanakan proyek besar.

2. Prasasti Ciaruteun/Ciampea

Prasasti Ciaruteum ditemukan Ciampea, Bogor, Jawa Barat. Prasasti ini berisi ukiran jejak kaki Raja Purnawarman, yang dianggap sebagai simbol kekuatan dan legitimasi raja. Dalam prasasti ini, Raja Purnawarman diidentifikasi sebagai titisan Dewa Wisnu, menegaskan kedudukannya yang tinggi dalam hierarki sosial dan keagamaan.Makna: Jejak kaki dianggap sebagai lambang kekuasaan yang melindungi dan memelihara rakyat, serta meneguhkan hubungan raja dengan dewa-dewa Hindu.

3. Prasasti Kebon Kopi

Ditemukan: Kampung Muara, Bogor, Jawa Barat, Prasasti ini berisi ukiran telapak kaki gajah yang diasosiasikan dengan Airawata, gajah kendaraan Dewa Wisnu. Prasasti ini menegaskan kebesaran Raja Purnawarman, yang diibaratkan memiliki kekuatan seperti Dewa Indra. Makna: Simbol kekuatan raja dan hubungannya dengan keagungan dewa-dewa Hindu, sekaligus menggambarkan keagungan Kerajaan Tarumanegara.

4. Prasasti Jambu (Koleangkak)

Ditemukan: Bukit Koleangkak, Bogor, Jawa Barat.Prasasti ini memuji kebijaksanaan dan keberanian Raja Purnawarman. Prasasti ini juga menyebutkan kekuasaan raja yang meluas, memberikan keamanan, dan kesejahteraan kepada rakyatnya. Makna: Menegaskan kebesaran Raja Purnawarman sebagai penguasa yang adil dan kuat.

5. Prasasti Pasir Awi

Ditemukan di Bogor, Jawa Barat,  Mengandung simbol-simbol yang sulit diinterpretasikan sepenuhnya, namun diduga berkaitan dengan penggambaran Simbol-simbol tersebut kemungkinan memiliki makna religius atau ritual.

6.      Prasasti Cidanghyang (Lebak)

Lokasi ditemukan: Pandeglang, Banten. Isi: Prasasti ini menyebutkan kebesaran Raja Purnawarman yang menguasai wilayah di sekitar sungai. Disebutkan juga bahwa pemerintahan Raja Purnawarman membawa kesejahteraan bagi rakyatnya.Makna: Menunjukkan luasnya wilayah kekuasaan Tarumanegara hingga ke Banten, sekaligus menggarisbawahi karakter pemimpin yang melindungi rakyatnya

7.      Prasasti Muara Cianten

Belum bisa diterjemahkan isi dari prasasati ini. Ditemukan disekitar sungai Cusadane

8.      Prasasti Jambu

Menggambarkan gagah keagungan dari Sri Purnwarman yang memerintah pada masanya dengan baju Zirahnya 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Peradaban Nusantara yang Tak Pernah Hilang

  Peradaban Nusantara yang Tak Pernah Hilang Di antara desir angin dan gumam ombak, tersimpan kisah yang tak lekang oleh waktu. Peradaban...