Rabu, 29 Januari 2025

SEJARAH KERAJAAN SUNDA

 Kerajaan Sunda: Sejarah, Kejayaan, dan Keruntuhan

Kerajaan Sunda ( kerajaan Pajajaran/Pakuan Pajajaran ) adalah salah satu kerajaan bercorak Hindu yang berdiri di wilayah barat Pulau Jawa, sekitar abad ke-7 hingga abad ke-16 Masehi. Kerajaan ini merupakan kelanjutan dari Kerajaan Tarumanagara yang mengalami kemunduran. Kerajaan Sunda dikenal sebagai kerajaan yang makmur dengan pusat pemerintahan di Pakuan Pajajaran (sekarang Bogor).

Nama Raja yang Memimpin

Beberapa raja terkenal dari Kerajaan Sunda meliputi:

  1. Raja Tarusbawa (669 M): Pendiri Kerajaan Sunda setelah runtuhnya Tarumanagara dan merupakan menantu dari raja Tarumanegara yang terakhir
  2. Raja Sanjaya (723 M): Merupakan raja yang juga mendirikan Kerajaan penerus dari kerajaan Sunda dan mendirikan kerajaan Mataram Kuno.
  3. Raja Jayabhupati (1030 M): Mengeluarkan Prasasti Sanghyang Tapak yang menegaskan wilayah kerajaan.
  4. Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi) (1482-1521 M): Raja terbesar dalam sejarah Kerajaan Sunda yang membawa kejayaan.

Keadaan Sosial Budaya dan politik

Budaya Sunda berkembang pesat dalam bentuk sastra, seni, dan adat istiadat. Naskah kuno seperti "Carita Parahyangan" dan "Bujangga Manik" menjadi bukti tingginya peradaban literasi masyarakat Sunda. Kebudyaan berkembang sebagai bagian dari kehidupan budaya mereka. Masayarakat kerajaan Sunda menganut agama Hindu. Dalam kehidupan politik takhta kerajaan diwariskan secara turun temurun. Sistem pemerintahan bersifat Feodal.

Keadaan Ekonomi

Perekonomian Kerajaan Sunda bertumpu pada perdagangan, pertanian, dan maritim. Sunda Kelapa (sekarang Jakarta) menjadi pelabuhan utama yang ramai dengan aktivitas dagang, terutama dengan pedagang dari Gujarat, Cina, dan Arab. Komoditas utama yang diperjualbelikan meliputi lada, beras, emas, dan rempah-rempah, ternak

Selain itu, sektor pertanian juga berkembang pesat karena tanah di wilayah barat Jawa yang subur. Sistem irigasi yang baik mendukung hasil panen yang melimpah, menjadikan Kerajaan Sunda sebagai salah satu penghasil beras terbesar di Nusantara.

Prasasti – Prasasti dan peninggalan lainnya

-      Cerita Parahyangan : kerajaan sunda didirikan oleh Tarusbawa pada tahun 669 (591 saka) sebelum berdiri menjadi kerajaan yang mandiri sunda merupakan kerajaan bawahan dari Tarumanegara. Linggawarman dari kerajaan Tarumanegara mempunyai 2 oarng putrid yaitu Dewi Manasih dan Sobakancana. Dewi Manasih menikah dengan Tarusbawa sedangkan Sobakancana menikah dengan Dapunta Hyang Sri Jayanasa raja pertama dari kerajaan Sriwijaya

-      Prasasti Canggal : menyebutkan seorang raja bernama Sanjaya membangun sebuah tempat pemujaan untuk dewa Siwa didaerah gunung Wukir dan disebutkan pula nama Sanna dan Sanaha

-      Prasasti Sang Hyang Tapak : ditemukan di Cibadak disebutkan seorang raja bernama Mahararaja Sri Jayabhupati berkuasa di Prahjyan Sunda dan juga menyebutkan adanya pemujaan terhadap tapak kaki, selain itu juga Jayabhupati menganut agama aliran Hindu Siwa.

Raja jayabhupati digantikan Rahyang Niskala Wastukencana- Sri Baduga Maharaja  (yang disebutkan dalam kitab pararton Majapahit, yang terlibat dalam perang bubat)

-      Prasasti Kebantenan: Bukti tentang pemerintahan Raja Sri Baduga Maharaja.

Akhir Kejayaan Kerajaan Sunda

Pada masa pemerintahan  Prabu Ratu Dewata terjadi terjadi serangan dari kesultanan Banten yang dipimpin oleh Maulana Yusuf pada tahun 1579. Serangan ini mengakhiri kerajaan sunda dengan diboyongnya Palangka Sriman Sriwacana  (singgasana raja) ke keraton Surasowan dan masyarakat Banten menyebutnya Watu Gilang

Kerajaan Sunda meninggalkan jejak sejarah yang kaya akan budaya, ekonomi, dan pemerintahan yang maju. Warisan budaya Sunda masih bertahan dalam kehidupan masyarakat Jawa Barat hingga saat ini.

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Peradaban Nusantara yang Tak Pernah Hilang

  Peradaban Nusantara yang Tak Pernah Hilang Di antara desir angin dan gumam ombak, tersimpan kisah yang tak lekang oleh waktu. Peradaban...