Kerajaan Sunda: Sejarah, Kejayaan, dan Keruntuhan
Kerajaan Sunda ( kerajaan Pajajaran/Pakuan
Pajajaran ) adalah salah satu kerajaan bercorak Hindu yang berdiri di wilayah
barat Pulau Jawa, sekitar abad ke-7 hingga abad ke-16 Masehi. Kerajaan ini
merupakan kelanjutan dari Kerajaan Tarumanagara yang mengalami kemunduran.
Kerajaan Sunda dikenal sebagai kerajaan yang makmur dengan pusat pemerintahan
di Pakuan Pajajaran (sekarang Bogor).
Nama Raja yang
Memimpin
Beberapa raja terkenal dari Kerajaan
Sunda meliputi:
- Raja
Tarusbawa
(669 M): Pendiri Kerajaan Sunda setelah runtuhnya Tarumanagara dan
merupakan menantu dari raja Tarumanegara yang terakhir
- Raja
Sanjaya
(723 M): Merupakan raja yang juga mendirikan Kerajaan penerus dari
kerajaan Sunda dan mendirikan kerajaan Mataram Kuno.
- Raja
Jayabhupati
(1030 M): Mengeluarkan Prasasti Sanghyang Tapak yang menegaskan wilayah
kerajaan.
- Sri
Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi) (1482-1521 M): Raja terbesar
dalam sejarah Kerajaan Sunda yang membawa kejayaan.
Keadaan Sosial Budaya
dan politik
Budaya Sunda berkembang pesat dalam
bentuk sastra, seni, dan adat istiadat. Naskah kuno seperti "Carita Parahyangan"
dan "Bujangga Manik" menjadi bukti tingginya peradaban literasi
masyarakat Sunda. Kebudyaan berkembang sebagai bagian dari kehidupan budaya
mereka. Masayarakat kerajaan Sunda menganut agama Hindu. Dalam kehidupan politik
takhta kerajaan diwariskan secara turun temurun. Sistem pemerintahan bersifat
Feodal.
Keadaan Ekonomi
Perekonomian Kerajaan Sunda bertumpu pada
perdagangan, pertanian, dan maritim. Sunda Kelapa (sekarang Jakarta) menjadi
pelabuhan utama yang ramai dengan aktivitas dagang, terutama dengan pedagang
dari Gujarat, Cina, dan Arab. Komoditas utama yang diperjualbelikan meliputi
lada, beras, emas, dan rempah-rempah, ternak
Selain itu, sektor pertanian juga
berkembang pesat karena tanah di wilayah barat Jawa yang subur. Sistem irigasi
yang baik mendukung hasil panen yang melimpah, menjadikan Kerajaan Sunda
sebagai salah satu penghasil beras terbesar di Nusantara.
Prasasti – Prasasti dan peninggalan
lainnya
-
Cerita Parahyangan : kerajaan
sunda didirikan oleh Tarusbawa pada tahun 669 (591 saka) sebelum berdiri
menjadi kerajaan yang mandiri sunda merupakan kerajaan bawahan dari
Tarumanegara. Linggawarman dari kerajaan Tarumanegara mempunyai 2 oarng putrid yaitu
Dewi Manasih dan Sobakancana. Dewi Manasih menikah dengan Tarusbawa sedangkan
Sobakancana menikah dengan Dapunta Hyang Sri Jayanasa raja pertama dari
kerajaan Sriwijaya
-
Prasasti Canggal : menyebutkan seorang raja bernama Sanjaya membangun sebuah
tempat pemujaan untuk dewa Siwa didaerah gunung Wukir dan disebutkan pula nama
Sanna dan Sanaha
-
Prasasti Sang Hyang Tapak
: ditemukan di
Cibadak disebutkan seorang raja bernama Mahararaja Sri Jayabhupati berkuasa di
Prahjyan Sunda dan juga menyebutkan adanya pemujaan terhadap tapak kaki, selain
itu juga Jayabhupati menganut agama aliran Hindu Siwa.
Raja jayabhupati digantikan Rahyang Niskala Wastukencana- Sri Baduga Maharaja (yang disebutkan dalam kitab pararton
Majapahit, yang terlibat dalam perang bubat)
- Prasasti Kebantenan: Bukti tentang
pemerintahan Raja Sri Baduga Maharaja.
Akhir Kejayaan
Kerajaan Sunda
Pada masa pemerintahan Prabu Ratu Dewata terjadi terjadi serangan
dari kesultanan Banten yang dipimpin oleh Maulana Yusuf pada tahun 1579. Serangan
ini mengakhiri kerajaan sunda dengan diboyongnya Palangka Sriman Sriwacana (singgasana raja) ke keraton Surasowan dan
masyarakat Banten menyebutnya Watu Gilang
Kerajaan Sunda meninggalkan jejak
sejarah yang kaya akan budaya, ekonomi, dan pemerintahan yang maju. Warisan
budaya Sunda masih bertahan dalam kehidupan masyarakat Jawa Barat hingga saat
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar