Kerajaan Mataram Kuno: Sejarah,
Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, dan Keruntuhannya
1. Sejarah Singkat
Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno atau kerajaan
Mataram Hindu, juga dikenal sebagai Medang periode Jawa Tengah, merupakan salah
satu kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang berkembang di Jawa Tengah sekitar abad
ke-8 hingga abad ke-10 M. Kerajaan ini didirikan oleh Raja Sanjaya pada abad
ke-8 dan kemudian berkembang menjadi pusat peradaban yang kuat di Nusantara. Kerjaan
ini berdiri sekitar aliran sungai Progo,Bogowonto dan Bengawan Solo. Mataram
Kuno terdiri dari dua dinasti utama, yaitu Dinasti
Sanjaya yang bercorak Hindu dan Dinasti Syailendra yang bercorak Buddha.
Dinasti Syailendra terkenal sebagai
pendukung ajaran Buddha Mahayana dan membangun berbagai candi Buddha, termasuk
Candi Borobudur yang menjadi salah satu keajaiban dunia. Sementara itu, Dinasti
Sanjaya berkuasa setelah masa Dinasti Syailendra dan membawa pengaruh Hindu
yang kuat di Mataram Kuno.
Prasasti dan peninggalan
- Prasasti Canggal menjelaskan tentang
pendirian sebuah lingga/pusat pemerintahan
dan Mantyasih menyebutkan seorang raja bernama Sanjaya memeluk agama Siwa (Hindu)
ia membangun candi yang berbentuk Candi dengan hiasan patung Lembu. Kuil ini
dipercaya sebagai tuggangan dewa Siwa. Prasasti ini juga menjelaskan Rakai
Panangkaran banyak mendirikan candi-candi seperti candi sewu palosan, dan
kalasan.
- Prasasti Kalasan berangka tahun 778 M.
Prasasti ini menyebutkan Rakai Pangkaran mendapat perintah dari maharaja Wisnu,
raja dari dinasti Syailendara (Sriwijaya) untuk mendirikan Candi Kalasan (candi
Buda)
- Prasasti Kota Kapur berdasarkan
Prasasti ini Sriwijaya telah menguasai bagian selatan pulau Bangka dan Belitung
hingga Lampung. Prasasti ini juga menjelasakan Sri Jaynasa juga melakukan
ekspedisi militer untuk menghukum Bhumi Jawa.
2. Keadaan Politik
Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno memiliki sistem
pemerintahan monarki dengan raja sebagai penguasa tertinggi. Raja dibantu oleh
pejabat kerajaan dan penasihat dalam menjalankan pemerintahan. Beberapa raja
terkenal dari Mataram Kuno antara lain:
- Sanjaya
memerintah sekitar 732 M
- Rakai
Panangkaran
(memerintah sekitar 770 M), yang membangun berbagai prasasti dan mendukung
pengaruh Buddha Mahayana.
- Dharanindra
atau dikenal dengan raja Indra
- Samaragrawira
memiliki
anak yaitu Samaratungga dan Balaputeradewa
- Samaratungga (memerintah
sekitar abad ke-9 M), yang menjadi pelindung Dinasti Syailendra dan
membangun Candi Borobudur
- Rakai
Pikatan
(memerintah sekitar abad ke-9 M), yang berasal dari Dinasti Sanjaya yan
kembali membangun kakuasaan dan juga membangun candi Prambanan
- Pemerintaah
seterusnya diwariskan ke Rakai Kayuwangi- Rakai Watuhmalan- Dyah Balitung-Daksa
(menyelesaikan pembangunan candi Prambanan)- Tulodong dan terakhir raja Wawa
Konflik internal antara Dinasti
Syailendra dan Sanjaya sering terjadi, terutama dalam persaingan pengaruh agama
Hindu dan Buddha di dalam kerajaan. Namun, Mataram Kuno tetap menjadi kerajaan
yang kuat hingga akhirnya mengalami kemunduran.
3. Keadaan Ekonomi
Kerajaan Mataram Kuno
Ekonomi Kerajaan Mataram Kuno sangat
bergantung pada pertanian. Letak geografis kerajaan yang berada di dataran
tinggi dengan tanah subur memungkinkan masyarakatnya mengembangkan sistem
pertanian yang maju, terutama dalam budidaya padi.
Selain pertanian, kerajaan ini juga
terlibat dalam perdagangan dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara dan Asia
Tenggara. Hasil bumi seperti padi, rempah-rempah, dan hasil hutan menjadi
komoditas utama perdagangan. Namun, karena letaknya yang jauh dari jalur
maritim utama, Mataram Kuno tidak sekuat Sriwijaya dalam hal perdagangan laut.
4. Kehidupan Sosial
dan Budaya
Agama memiliki peran penting dalam
kehidupan sosial, dengan ajaran Hindu dan Buddha berkembang secara
berdampingan.
Di bidang budaya, Mataram Kuno
menghasilkan banyak karya arsitektur monumental. Beberapa peninggalan penting
dari era ini antara lain:
- Candi
Borobudur,
yang dibangun oleh Dinasti Syailendra sebagai pusat ajaran Buddha
Mahayana.
- Candi
Prambanan,
yang dibangun oleh Dinasti Sanjaya sebagai pusat ibadah Hindu Siwaisme.
- Prasasti
Kalasan,
yang mencatat hubungan antara Dinasti Sanjaya dan Syailendra dalam
membangun kuil-kuil keagamaan.
Seni dan sastra juga berkembang pesat,
dengan penggunaan bahasa Sanskerta dan Jawa Kuno dalam berbagai prasasti dan
karya sastra.
5. Keruntuhan
Kerajaan Mataram Kuno
Kerajaan Mataram Kuno mulai mengalami
kemunduran pada abad ke-10 M. Beberapa faktor utama penyebab keruntuhannya
adalah:
- Bencana
Alam:
Letusan Gunung Merapi yang dahsyat menyebabkan kehancuran berbagai
permukiman dan pusat pemerintahan.
- Perpindahan
Pusat Kekuasaan:
Pada masa pemerintahan Mpu Sindok, pusat kekuasaan kerajaan dipindahkan
dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Hal ini dilakukan untuk menghindari
bencana alam serta ancaman dari kerajaan-kerajaan lain.
Dengan perpindahan pusat kerajaan ke
Jawa Timur, Mataram Kuno bertransformasi menjadi Kerajaan Medang di Jawa Timur,
yang kemudian berkembang menjadi cikal bakal dari kerajaan-kerajaan besar di
era selanjutnya seperti Kediri dan Majapahit.
Kerajaan Mataram Kuno merupakan salah
satu kerajaan besar di Nusantara yang memiliki peran penting dalam sejarah
Hindu-Buddha di Indonesia. Dengan pemerintahan yang kuat, ekonomi agraris yang
maju, serta warisan budaya yang luar biasa, kerajaan ini mencapai kejayaan di
bawah kepemimpinan Dinasti Sanjaya dan Syailendra. Namun, akibat bencana alam,
perpindahan pusat kekuasaan, dan tekanan dari kerajaan lain, Mataram Kuno
mengalami kemunduran dan akhirnya berubah menjadi kerajaan-kerajaan baru di
Jawa Timur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar