Rabu, 05 Februari 2025

KERAJAAN MATARAM KUNO/MEDANG JAWA TENGAH

 

Kerajaan Mataram Kuno: Sejarah, Politik, Ekonomi, Sosial Budaya, dan Keruntuhannya

1. Sejarah Singkat Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno atau kerajaan Mataram Hindu, juga dikenal sebagai Medang periode Jawa Tengah, merupakan salah satu kerajaan bercorak Hindu-Buddha yang berkembang di Jawa Tengah sekitar abad ke-8 hingga abad ke-10 M. Kerajaan ini didirikan oleh Raja Sanjaya pada abad ke-8 dan kemudian berkembang menjadi pusat peradaban yang kuat di Nusantara. Kerjaan ini berdiri sekitar aliran sungai Progo,Bogowonto dan Bengawan Solo. Mataram Kuno terdiri dari dua dinasti utama, yaitu Dinasti Sanjaya yang bercorak Hindu dan Dinasti Syailendra yang bercorak Buddha.

Dinasti Syailendra terkenal sebagai pendukung ajaran Buddha Mahayana dan membangun berbagai candi Buddha, termasuk Candi Borobudur yang menjadi salah satu keajaiban dunia. Sementara itu, Dinasti Sanjaya berkuasa setelah masa Dinasti Syailendra dan membawa pengaruh Hindu yang kuat di Mataram Kuno.

Prasasti dan peninggalan

- Prasasti Canggal menjelaskan tentang pendirian  sebuah lingga/pusat pemerintahan dan Mantyasih menyebutkan seorang raja bernama Sanjaya memeluk agama Siwa (Hindu) ia membangun candi yang berbentuk Candi dengan hiasan patung Lembu. Kuil ini dipercaya sebagai tuggangan dewa Siwa. Prasasti ini juga menjelaskan Rakai Panangkaran banyak mendirikan candi-candi seperti candi sewu palosan, dan kalasan.

- Prasasti Kalasan berangka tahun 778 M. Prasasti ini menyebutkan Rakai Pangkaran mendapat perintah dari maharaja Wisnu, raja dari dinasti Syailendara (Sriwijaya) untuk mendirikan Candi Kalasan (candi Buda)

- Prasasti Kota Kapur berdasarkan Prasasti ini Sriwijaya telah menguasai bagian selatan pulau Bangka dan Belitung hingga Lampung. Prasasti ini juga menjelasakan Sri Jaynasa juga melakukan ekspedisi militer untuk menghukum Bhumi Jawa.

2. Keadaan Politik Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno memiliki sistem pemerintahan monarki dengan raja sebagai penguasa tertinggi. Raja dibantu oleh pejabat kerajaan dan penasihat dalam menjalankan pemerintahan. Beberapa raja terkenal dari Mataram Kuno antara lain:

  • Sanjaya memerintah sekitar 732 M
  • Rakai Panangkaran (memerintah sekitar 770 M), yang membangun berbagai prasasti dan mendukung pengaruh Buddha Mahayana.
  • Dharanindra atau dikenal dengan raja Indra
  • Samaragrawira  memiliki anak yaitu Samaratungga dan Balaputeradewa
  • Samaratungga (memerintah sekitar abad ke-9 M), yang menjadi pelindung Dinasti Syailendra dan membangun Candi Borobudur
  • Rakai Pikatan (memerintah sekitar abad ke-9 M), yang berasal dari Dinasti Sanjaya yan kembali membangun kakuasaan dan juga membangun candi Prambanan
  • Pemerintaah seterusnya diwariskan ke Rakai Kayuwangi- Rakai Watuhmalan- Dyah Balitung-Daksa (menyelesaikan pembangunan candi Prambanan)- Tulodong dan terakhir raja Wawa

Konflik internal antara Dinasti Syailendra dan Sanjaya sering terjadi, terutama dalam persaingan pengaruh agama Hindu dan Buddha di dalam kerajaan. Namun, Mataram Kuno tetap menjadi kerajaan yang kuat hingga akhirnya mengalami kemunduran.

3. Keadaan Ekonomi Kerajaan Mataram Kuno

Ekonomi Kerajaan Mataram Kuno sangat bergantung pada pertanian. Letak geografis kerajaan yang berada di dataran tinggi dengan tanah subur memungkinkan masyarakatnya mengembangkan sistem pertanian yang maju, terutama dalam budidaya padi.

Selain pertanian, kerajaan ini juga terlibat dalam perdagangan dengan kerajaan-kerajaan lain di Nusantara dan Asia Tenggara. Hasil bumi seperti padi, rempah-rempah, dan hasil hutan menjadi komoditas utama perdagangan. Namun, karena letaknya yang jauh dari jalur maritim utama, Mataram Kuno tidak sekuat Sriwijaya dalam hal perdagangan laut.

4. Kehidupan Sosial dan Budaya

Agama memiliki peran penting dalam kehidupan sosial, dengan ajaran Hindu dan Buddha berkembang secara berdampingan.

Di bidang budaya, Mataram Kuno menghasilkan banyak karya arsitektur monumental. Beberapa peninggalan penting dari era ini antara lain:

  • Candi Borobudur, yang dibangun oleh Dinasti Syailendra sebagai pusat ajaran Buddha Mahayana.
  • Candi Prambanan, yang dibangun oleh Dinasti Sanjaya sebagai pusat ibadah Hindu Siwaisme.
  • Prasasti Kalasan, yang mencatat hubungan antara Dinasti Sanjaya dan Syailendra dalam membangun kuil-kuil keagamaan.

Seni dan sastra juga berkembang pesat, dengan penggunaan bahasa Sanskerta dan Jawa Kuno dalam berbagai prasasti dan karya sastra.

5. Keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno mulai mengalami kemunduran pada abad ke-10 M. Beberapa faktor utama penyebab keruntuhannya adalah:

  • Bencana Alam: Letusan Gunung Merapi yang dahsyat menyebabkan kehancuran berbagai permukiman dan pusat pemerintahan.
  • Perpindahan Pusat Kekuasaan: Pada masa pemerintahan Mpu Sindok, pusat kekuasaan kerajaan dipindahkan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Hal ini dilakukan untuk menghindari bencana alam serta ancaman dari kerajaan-kerajaan lain.

Dengan perpindahan pusat kerajaan ke Jawa Timur, Mataram Kuno bertransformasi menjadi Kerajaan Medang di Jawa Timur, yang kemudian berkembang menjadi cikal bakal dari kerajaan-kerajaan besar di era selanjutnya seperti Kediri dan Majapahit.

Kerajaan Mataram Kuno merupakan salah satu kerajaan besar di Nusantara yang memiliki peran penting dalam sejarah Hindu-Buddha di Indonesia. Dengan pemerintahan yang kuat, ekonomi agraris yang maju, serta warisan budaya yang luar biasa, kerajaan ini mencapai kejayaan di bawah kepemimpinan Dinasti Sanjaya dan Syailendra. Namun, akibat bencana alam, perpindahan pusat kekuasaan, dan tekanan dari kerajaan lain, Mataram Kuno mengalami kemunduran dan akhirnya berubah menjadi kerajaan-kerajaan baru di Jawa Timur.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Peradaban Nusantara yang Tak Pernah Hilang

  Peradaban Nusantara yang Tak Pernah Hilang Di antara desir angin dan gumam ombak, tersimpan kisah yang tak lekang oleh waktu. Peradaban...